Artikel Standar Framework Pada Proses Pengelolaan IT Governance Dan Audit Sistem Informasi

IT Governance bukan bidang yang terpisah dari pengelolaan organisasi, melainkan merupakan komponen dari pengelolaan organisasi secara keseluruhan, dengan tanggung jawab utama yang memastikan kepentingan stakeholder diikutsertakan dalam penyusunan strategi organisasi, memberikan arahan kepada proses-proses yang menerapkan strategi organisasi, memastikan proses-proses tersebut menghasilkan keluaran yang terukur, memastikan adanya informasi mengenai hasil yang diperoleh dan memastikan keluaran yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan. Penerapan TI di suatu perusahaan tidak selamanya selaras dengan strategi dan tujuan organisasi. Untuk itu perlu dilakukan analisis terhadap infrastruktur dan Pengelolaan TI yang ada agar dapat selalu dipastikan kesesuaian infrastruktur dan pengelolaan yang ada dengan tujuan organisasi.

Analisis yang dilakukan haruslah berdasarkan standar yang umum dan diakui secara luas. Ada beberapa standar yang telah mendapat pengakuan secara luas, antara lain ITIL, ISO/IEC 17799, COSO dan COBIT.

Dengan menggunakan standar-standar tersebut, maka tujuan penerapan TI di sebuah perusahaan akan sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan menghindarkan dari terjadinya kerugian akibat risiko-risiko penerapan yang tidak terpetakan.

IT Governance
Penerapan TI di perusahaan akan dapat dilakukan dengan baik apabila ditunjang dengan suatu pengelolaan TI (IT Governance) dari mulai perencanaan sampai implementasinya. Definisi IT Governance menurut ITGI adalah: �Suatu bagian terintegrasi dari kepengurusan perusahaan serta mencakup kepemimpinan dan struktur serta proses organisasi yang memastikan bahwa TI perusahaan mempertahankan dan memperluas strategi dan tujuan organisasi.�


Kegunaan IT Governance adalah untuk mengatur penggunaan TI, dan memastikan performa TI sesuai dengan tujuan berikut ini :
  1.  Keselarasan TI dengan perusahaan dan realisasi keuntungan-keuntungan yang dijanjikan dari penerapan TI.
  2. Penggunaan TI agar memungkinkan perusahaan mengekploitasi kesempatan yang ada dan memaksimalkan keuntungan.
  3.  Penggunaan sumber daya TI yang bertanggung jawab.
  4.  Penanganan manajemen risiko yang terkait TI secara tepat.

Alasan terpenting mengapa IT governancepenting adalah bahwa ekspektasi dan realitas sering kali tidak sesuai. Shareholder perusahaan selalu berharap tentang perusahaan untuk :
  1. Memberikan solusi TI dengan kualitas yang bagus, tepat waktu, dan sesuai dengan anggaran.
  2. Menguasai dan menggunakan TI untuk mendatangkan keuntungan.
  3.  Menerapkan TI untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas sambil menangani risiko TI.

IT governance yang tidak efektif akan menjadi awal terjadinya pengalaman buruk yang dihadapi perusahaan  seperti:
  1. Kerugian bisnis, berkurangnya reputasi, dan melemahnya posisi kompetisi.
  2. Tenggat waktu yang terlampaui, biaya lebih tinggi dari yang diperkirakan, dan kualitas lebih rendah dari yang telah diantisipasi.
  3. Efisiensi dan proses inti perusahaan terpengaruh secara negatif oleh rendahnya kualitas penggunaan TI.
  4. Kegagalan inisiatif TI untuk melahirkan inovasi atau memberikan keuntungan yang dijanjikan.

Dalam studi ITGI mengenai Status Global Penguasaan IT, ada 10 masalah besar di bidang TI yang dialami oleh para CEO dan CIO, yaitu
  1. Kurangnya pandangan mengenai seberapa baik TI berfungsi.
  2. Kegagalan operasional TI.
  3. Masalah penempatan karyawan bidang TI.
Kegunaan TI Governance adalah untuk mengatur penggunaan TI, dan memastikan performa TI sesuai dengan tujuan berikut ini :
1.      Keselarasan TI dengan perusahaan dan realisasi keuntungan-keuntungan yang dijanjikan dari penerapan TI.
2.      Penggunaan TI agar memungkinkan perusahaan mengekploitasi kesempatan yang ada dan memaksimalkan keuntungan.
3.      Penggunaan sumber daya TI yang bertanggung jawab.
4.      Penanganan manajemen risiko yang terkait TI secara tepat.
Alasan terpenting mengapa IT governancepenting adalah bahwa ekspektasi dan realitas sering kali tidak sesuai. Shareholder perusahaan selalu berharap perusahaan untuk :
1.      Memberikan solusi TI dengan kualitas yang bagus, tepat waktu, dan sesuai dengan anggaran.
2.      Menguasai dan menggunakan TI untuk mendatangkan keuntungan.
3.      Menerapkan TI untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas sambil menangani risiko TI.
IT governance yang tidak efektif akan menjadi awal terjadinya pengalaman buruk yang dihadapi perusahaan, seperti:
1.      Kerugian bisnis, berkurangnya reputasi, dan melemahnya posisi kompetisi.
2.      Tenggat waktu yang terlampaui, biaya lebih tinggi dari yang diperkirakan, dan kualitas lebih rendah dari yang telah diantisipasi.
3.      Efisiensi dan proses inti perusahaan terpengaruh secara negatif oleh rendahnya kualitas penggunaan TI.
4.      Kegagalan inisiatif TI untuk melahirkan inovasi atau memberikan keuntungan yang dijanjikan.
Dalam studi ITGI mengenai Status Global Penguasaan IT, ada 10 masalah besar di bidang TI yang dialami oleh para CEO dan CIO, yaitu
1.      Kurangnya pandangan mengenai seberapa baik TI berfungsi.
2.      Kegagalan operasional TI.

3.      Masalah penempatan karyawan bidang TI.

4.      Jumlah masalah dan kejadian dalam TI.

5.      Biaya TI yang tinggi dengan perolehan kembali modal (ROI) yang rendah.
6.      Kurangnya pengetahuan mengenai sistem penting.

7.      Kurangnya kemampuan mengelola data.

8.      Pemutusan hubungan antara strategi TI dan bisnis.

9.      Ketergantungan pada entitas di luar pengawasan langsung.

10. Jumlah kesalahan yang disebabkan oleh sistem penting.
11. Jumlah masalah dan kejadian dalam TI.

Marios Damianides, ketua internasional ITGI menyatakan, "Hasil-hasil ini menunjukkan kesenjangan antara masalah TI dan pendahuluan rencana aksi untuk memusatkan perhatian pada masalah tersebut".
Penggunaan standar IT Governancemempunyai keuntungan-keuntungan sebagai berikut:
  1. The Wheel Exists � penggunaan standar yang sudah ada dan mature akan sangat efisien. Perusahaan tidak perlu mengembangkan sendiri framework dengan mengandalkan pengalamannya sendiri yang tentunya sangat terbatas.
  2. Structured � standar-standar yang baik menyediakan suatu framework yang sangat terstruktur yang dapat dengan mudah difahami dan diikuti oleh manajemen. Lebih lanjut lagi, framework yang terstruktur dengan baik akan memberikan setiap orang pandangan yang relatif sama.
  3. Best Practices � standar-standar tersebut telah dikembangkan dalam jangka waktu yang relatif lama dan melibatkan ratusan orang dan organisasi di seluruh dunia. Pengalaman yang direfleksikan dalam model-model pengelolaan yang ada tidak dapat dibandingkan dengan suatu usaha dari satu perusahaan tertentu.
  4.  Knowledge Sharing � dengan mengikuti standar yang umum, manajemen akan dapat berbagi ide dan pengalaman antar organisasi melalui user groups, website, majalah, buku, dan media informasi lainnya.
  5. Auditable � tanpa standar baku, akan sangat sulit bagi auditor, terutama auditor dari pihak ketiga, untuk melakukan kontrol secara efektif. Dengan adanya standar, maka baik manajemen maupun auditor mempunyai dasar yang sama dalam melakukan pengelolaan TI dan pengukurannya.


Model Standar IT Governance
Ada berbagai standar model IT Governance yang banyak digunakan saat ini, antara lain:
  1. ITIL (The IT Infrastructure Library)
  2. ISO/IEC 17799 (The International Organization for Standardization / The International Electrotechnical Commission)
  3. COSO (Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission)
  4. COBIT (Control Objectives for Information and related Technology)

1.      ITIL � The IT Infrastructure Library

ITIL dikembangkan oleh The Office of Government Commerce (OGC) suatu badan dibawah pemerintah Inggris, dengan bekerja sama dengan The IT Service Management Forum (itSMF) � suatu organisasi independen mengenai manajemen pelayanan TI � dan British Standard Institute (BSI) � suatu badan penetapan standar pemerintah Inggris.
ITIL merupakan suatu framework pengelolaan layanan TI (IT Service Management � ITSM) yang sudah diadopsi sebagai standar industri pengembangan industri perangkat lunak di dunia.
ITIL framework terdiri dari dua bagian utama, yaitu:
1.      Service Support
a.      Service Desk.
b.      Incident Management.
c.       Problem Management.
d.      Configuration Management.
e.       Change Management.
f.        Release Management.
2.      Service Delivery
a.      Availability Management.
b.      Capacity Management.
c.       IT Service Continuity Management.
d.      Service Level Management.
e.       Financial Management for TI Services.
f.        Security Management.
Standar ITIL berfokus kepada pelayanan customer, dan sama sekali tidak menyertakan proses penyelarasan strategi perusahaan terhadap strategi TI yang dikembangkan.

2.      ISO/IEC 17799

ISO/IEC 17799 dikembangkan oleh The International Organization for Standardization (ISO) dan The International Electrotechnical Commission (IEC) dengan titel "Information Technology - Code of Practice for Information Security Management". ISO/IEC 17799 dirilis pertama kali pada bulan desember 2000.
ISO/IEC 17799 bertujuan memperkuat 3 (tiga) element dasar keamanan informasi (1), yaitu
1.      Confidentiality� memastikan bahwa informasi hanya dapat diakses oleh yang berhak.
2.      Integrity � menjaga akurasi dan selesainya informasi dan metode pemrosesan.
3.      Availability � memastikan bahwa useryang terotorisasi mendapatkan akses kepada informasi dan aset yang terhubung dengannya ketika memerlukannya.
ISO/IEC 17799 terdiri dari 10 domain (1), yaitu:
  1. Security Policy � memberikan panduan dan masukan pengelolaan dalam meningkatkan keamanan informasi.
  2. Organizational Security � memfasilitasi pengelolaan keamanan informasi dalam organisasi.
  3. Asset Classification and Control � melakukan inventarisasi aset dan melindungi aset tersebut dengan efektif.
  4. Personnel Security � meminimalisasi risiko human error, pencurian, pemalsuan atau penggunaan peralatan yang tidak selayaknya.
  5. Physical and Environmental Security � menghindarkan violation, deteriorationatau disruption dari data yang dimiliki.
  6. Communications and Operations Management � memastikan penggunaan yang baik dan selayaknya dari alat-alat pemroses informasi.
  7. Access Control � mengontrol akses informasi.
  8. Systems Development and Maintenance � memastikan bahwa keamanan telah terintegrasi dalam sistem informasi yang ada.
  9. Business Continuity Management � meminimalkan dampak dari terhentinya proses bisnis dan melindungi proses-proses perusahaan yang mendasar dari kegagalam dan kerusakan yang besar.
  10. Compliance � menghindarkan terjadinya tindakan pelanggaran atas hukum, kesepakatan atau kontrak, dan kebutuhan keamanan.

3.       COSO � Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission

COSO merupakan kependekan dari Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission, sebuah organisasi di Amerika yang berdedikasi dalam meningkatkan kualitas pelaporan finansial mencakup etika bisnis, kontrol internal dan corporate governance. Komite ini didirikan pada tahun 1985 untuk mempelajari faktor-faktor yang menunjukan ketidaksesuaian dalam laporan finansial.
1.   Komponen kontrol COSO
COSO mengidentifikasi 5 komponen kontrol yang diintegrasikan dan dijalankan dalam semua unit bisnis, dan akan membantu mencapai sasaran kontrol internal:
a.      Monitoring.
b.      Information and communications.
c.       Control activities.
d.      Risk assessment.
e.       Control environment.
2.   Sasaran kontrol internal
Sasaran kontrol internal dikategorikan menjadi beberapa area sebagai berikut:
a.  Operations � efisisensi dan efektifitas operasi dalam mencapai sasaran bisnis yang juga meliputi tujuan performansi dan keuntungan.
b.      Financial reporting � persiapan pelaporan anggaran finansial yang dapat dipercaya.
c.       Compliance � pemenuhan hukum dan aturan yang dapat dipercaya.

3.   Unit / Aktifitas Terhadap Organisasi
Dimensi ini mengidentifikasikan unit/aktifitas pada organisasi yang menghubungkan kontrol internal. Kontrol internal menyangkut keseluruhan organisasi dan semua bagian-bagiannya. Kontrol internal seharusnya diimplementasikan terhadap unit-unit dan aktifitas organisasi.

3.      COBIT � Control Objectives forInformation and related Technology

COBIT Framework dikembangkan oleh IT Governance Institute, sebuah organisasi yang melakukan studi tentang model pengelolaan TI yang berbasis di Amerika Serikat.
COBIT Framework terdiri atas 4 domain utama:
  1. Planning & Organisation.
Domain ini menitikberatkan pada proses perencanaan dan penyelarasan strategi TI dengan strategi perusahaan.
  1. Acquisition & Implementation.
Domain ini menitikberatkan pada proses pemilihan, pengadaaan dan penerapan teknologi informasi yang digunakan.
  1. Delivery & Support.
Domain ini menitikberatkan pada proses pelayanan TI dan dukungan teknisnya.
4.      Monitoring.
Domain ini menitikberatkan pada proses pengawasan pengelolaan TI pada organisasi.

Masing-masing domain terdiri dari high-level control-objectives sebagai berikut:

Domain Planning & Organisation  
  1. PO1     Define a Strategic TI Plan
  1. PO2     Define the Information Architecture
  1. PO3     Determine Technological Direction
  1. PO4     Define the TI Organisation and Relationships
  1. PO5     Manage the TI Investment
  1. PO6     Communicate Management Aims and Direction
  1. PO7     Manage IT Human Resources
  1. PO8     Manage Quality
  1. PO9     Assess and Manage IT Risks
  1. PO10   Manage Projects

Domain Acquisition & Implementation     
  1. AI1      Identify Automated Solutions
  1. AI2      Acquire and Maintain Application Software
  1. AI3      Acquire and Maintain Technology Infrastructure
  1. AI4      Enable Operation and use
  1. AI5      Procure IT Resources
  1. AI6      Manage Changes
  1. AI7       Install and Accredit Solutions and changes


Domain Delivery & Support           
  1. DS1     Define and Manage Service Levels
  1. DS2     Manage Third-party Services
  1. DS3     Manage Performance and Capacity
  1. DS4     Ensure Continous Services
  1. DS5     Ensure System Security
  1. DS6     Indentify and Allocate Cost
  1. DS7     Educate and Train Users
  1. DS8     Manage Service desk and incidents
  1. DS9     Manage the Configurations
  1. DS10   Manage Problems
  1. DS11   Manage Data
  1. DS12   Manage the Physical Environment
  1. DS13   Manage Operations

Domain Monitoring 
  1. M1       Monitor and Evaluate IT Performance
  1. M2       Monitor and Evaluate IInternal Controll
  1. M3       Ensure Compliance with external requirements
  1. M4       Provide IT Governance

COBIT mempunyai model kematangan (maturity models)  untuk mengontrol proses-proses TI dengan menggunakan metode penilaian (scoring) sehingga suatu organisasi dapat menilai proses-proses TI yang dimilikinya dari skala non-existent sampai dengan optimised (dari 0 sampai 5). Maturity models ini akan memetakan:
1.      Current status dari organisasi � untuk melihat posisi organisasi saat ini.
2.      Current status dari kebanyakan industri saat ini � sebagai perbandingan.
3.      Current status dari standar internasional � sebagai perbandingan tambahan.
4.      Strategi organisasi dalam rangka perbaikan � level yang ingin dicapai oleh organisasi.

Perbandingan Model-model Standar TI Governance
1.      Perbandingan COBIT dengan ITIL
Tabel 1  menunjukkan bahwa ITIL sangat fokus kepada proses desain dan implementasi TI, serta pelayanan pelanggan (customer service), hal ini diperlihatkan bahwa hampir seluruh proses pada domain AI dan DS COBIT dilakukan, sementara sebagian proses PO dilakukan, ini menunjukkan bahwa ITIL tidak terlalu fokus pada proses penyelarasan strategi perusahaan dengan pengelolaan TI. Proses pada domain M sama sekali tidak dilakukan oleh ITIL, hal ini menunjukkan ITIL tidak melakukan pengawasan yang akan memastikan kesesuaian pengelolaan TI dengan keadaan perusahaan di masa yang akan datang.
1.      Perbandingan COBIT dengan ISO/IEC 17799
Tabel 2 menunjukkan bahwa ISO/IEC 17799 melakukan sebagian proses-proses pada seluruh domain COBIT.
Hal ini menunjukkan ISO/IEC 17799 mempunyai spektrum yang luas dalam hal pengelolaan TI sebagaimana halnya COBIT, namun ISO/IEC 17799 tidak sedalam COBIT dalam hal detail proses-proses yang dilakukan dalam domain-domain tersebut.

1.      Perbandingan COBIT dengan COSO
Tabel 3  menunjukkan bahwa COSO melakukan sebagian proses di domain PO, AI, dan DS, namun tidak satupun proses pada domain M dilakukan.
Hal ini menunjukkan bahwa COSO fokus kepada proses penyelarasan TI dengan strategi perusahaan, dan sangat fokus dalam hal desain dan implementasi TI.

Kesimpulan Perbandingan Model-model Standar Pengelolaan TI
Tabel 4  memperlihatkan bahwa model-model standar selain COBIT tidak mempunyai range spektrum yang seluas COBIT. Model-model tersebut hanya melakukan sebagian dari proses-proses pengelolaan yang ada di dalam COBIT
Gambar 5 memetakan standar COBIT dengan standar lainnya dalam hal kelengkapan proses-proses TI yang dilihat dalam dua dimensi:
  1. Vertical � melihat kedetailan atau kedalaman standar dalam hal teknis dan operasional.
  2. Horizontal � melihat kelengkapan proses-proses TI
Dan dari Gambar 2.5, dapat dilihat bahwa COBIT mempunyai kompromi antara dimensi horisontal dan vertikal yang lebih baik dari standar-standar lainnya. COBIT mempunyai spektrum proses TI yang lebih luas dan lebih mendetail. ITIL merupakan standar yang paling mendetail dan mendalam dalam mendefinisikan proses-proses TI yang bersifat teknis dan operasional. Sedangkan COSO mempunyai detail yang dangkal, walaupun spektrum proses teknis dan operasionalnya cukup luas



Comments

Archive

Labels

acute tonsillitis Adolf Weil aedes aegypti aedes aygepti agen melia biyang agen melia propolis agen propolis AIDS air bersih air mata alergen alergi Alignment aliran darah allergic rhinitis amandel Amandelen ambien amenore Amnesia anak anamnesis angina anterograde amnesia anti kanker anti kanker payudara anti tumor propolis antibiotik antibiotika antibiotika alami antibodi imunoglobulin A Arsitektur Enterprise Artificial Intelligent artikel kesehatan artritis gout artritis pirai asam cuka asam folat asam lemak trans asam urat asap rokok asionatik asma Assestment asthma asymtomatic hepatitis avastin ayan bacterial pneumonia bahaya merokok bahaya obat kimia bahaya rokok bakteri bakteri E-Coli bakteri Mycobacterium tuberculosis batu ginjal batuk batuk darah batuk persisten bau mulut bayi bell's palsy bell's palsy dengan stroke bells palsy bellspalsy berat badan bercinta berdebar berhenti merokok bone marrow cancer borok lambung bronchitis bronchopneumonia buah mengkudu buah noni buah pace cacar ular cairan CAPD cegah kanker check up chikungunya chronic kidney disease chronic tonsillitis ckd close angle CMV COBIT COSO. ITIL cuci darah cukai dbd demam berdarah demam berdarah dengue demam berulang-ulang demam dengue demam lima hari demam rematik demam tifoid denyut jantung Depok depresi deteksi dini deteksi gula diabetes Diabetes Mellitus diagnosa kanker diare diare hebat diet disentri disfungsi ereksi dokter Dr Gary Wittert E-Business e-coli E-Democracy E-Election E-Government E-Voting ekonomi endemis endometriosis endometrium Enterprise Information System epilepi epilepsi ereksi Escherichia Coli estrogen Expert System faringitis fase imun fase septisemik feses campur darah flek paru-paru Flu Flu babi Flu H1N1 flu mexico flu tulang Framework fungsi metabolisme gagal ginjal gagal jantung gangguan ingatan gangguan jantung gangguan pernafasan garam gastroenterology gaya hidup gejala gejala amnesia gejala flu babi gejala glaukoma gejala hepatitis A gejala kanker gejala kanker paru-paru gejala katarak gejala malaria gejala meningitis gejala penyakit jantung gejala penyakit meningitis gejala penyakit TB gejala radang tenggorokan gejala serangan jantung gejala TB Gejala TBC gejala thalasemia gejala tipus gejala tukak lambung genangan air gfr ginjal glaukoma Glomerular Filtration Rate gnetech gout gula darah haematozoa haid halitosis hasil lab HAV hcv HDL heartburn helicobacter pylori helicobacter pylori bacteria helicobacter pylori infection hemorragic stroke hepatitis hepatitis A hepatitis akut hepatitis c hepatitis kronis herpes simpleks herpes zoster hidung mampet higiene sanitasi Hipertensi hipocampus hiv hiv aids hormon hormon endorfin hormon ghrelin hormon insulin hormon leptin hormon testosteron HPV HSV-1 dan HSV-2 hubungan seksual Human papillomavirus Ilmu Kesehatan impotensia imunisasi meningitis indikator kesehatan infark miocard infeksi infeksi genital infeksi paru infeksi telinga info kesehatan info kesehatan. Informasi Kesehatan informatika kedokteran Informatika Kesehatan Information Sex Information Strategy Information System inkontinensia insulin intoleransi laktosa ipkasi ischemic stroke IT Governance jantung jantung bermasalah jantung bocor jantung koroner jantung rematik jentik nyamuk jerawat JIT journal Pediatrics kadar glukosa kadar hormon kalori kalsium kandungan kanker kanker hati kanker lambung kanker leher rahim kanker paru kanker paru paru Kanker paru-paru kanker payudara kanker prostat kanker rahim Kanker serviks kanker tulang kanker tulang belakang kasus HIV katarak katarak kongenital katarak sekunder katarak traumatic katup mitral kawasaki disease kebal kebersihan gigi Kecantikan Kecerdasan Buatan kegemukan kehamilan kehilangan kenangan kehilangan memori kekebalan tubuh kekurangan hemoglobin kekurangan sel darah kekurangan sel darah merah kelumpuhan otot wajah kematian Kencing manis keputihan Kesehatan kesehatan jantung kesehatan pernafasan Khasiat teh hijau kista KLB kolesterol kolesterol lipoprotein komplikasi konsep sistem informasi konsumsi rokok kreatinin kurang darah kurang tidur laktasi larangan merokok Laveran LDL lemas Leptospira sp leptospirosis leukemia libido limfoma limfosit sitotoksik luka parut lumpuh otot wajah lupus makanan pedas malaria malaria pernisiosa malaria quartana malaria serebral malaria tertiana Manajemen Strategis manfaat buah mengkudu manfaat buah pace manfaat mengkudu manfaat pace manifestasi penyakit malaria Maturity Level Assestment MDR melia biyang melia propolis mencret mengobati diri sendiri menikah menkes menopause menstruasi menu diet menyong merokok metastasis metode IVA migren mikroba mikrorganisme mimisan minum teh minum teh hijau minyak goreng bekas morinda citrifolia mr p MRSA mulut rahim musim hujan Mycobacterium tuberculosis neoplastik niacin nikotin non-neoplastik nyamuk nyamuk aedes aegypti nyeri haid nyeri lambung nyeri leher nyeri sendi nyeri ulu hati OAT obat obat amandel Obat Anti Tuberkulosis obat kanker obat katarak obat-obatan obesitas oksalat olah raga open angle operasi amandel operasi jantung terbuka operasi katarak orang muda orgasme oxytosin pabrik rokok pajak palsy pap smear paracetamol parasit parasitisme parkinson paru-paru patogen pemanis buatan pembuluh darah koroner pemrograman pencegahan Hepatitis A pencegahan malaria pendarahan penderita glaukoma penderita hipertensi penderita stroke pengertian sistem informasi Pengetahuan umum pengobatan pengobatan malaria penis penularan penyakit penyakit anemia penyakit asam urat penyakit asma penyakit bell's palsy penyakit difteri penyakit ginjal penyakit glaukoma penyakit gout penyakit Hepatitis A Penyakit Hipertensi penyakit imunosupresif penyakit jantung Penyakit Jantung Bawaan penyakit jantung koroner penyakit kanker penyakit kardiovaskuler penyakit kencing manis penyakit kronis Penyakit Kuning penyakit lambung penyakit liver penyakit malaria penyakit meningitis penyakit menular penyakit paru penyakit paru paru penyakit rematik penyakit sinusitis penyakit stroke penyakit syaraf penyakit talasemia Penyakit TB Penyakit TBC penyakit thalasemia penyakit thalassemia penyakit tidak menular penyakit tifus Penyakit Tuberculosis penyebab amnesia penyebab glaukoma penyebab kanker penyebab katarak penyebab keguguran penyebab malaria penyebab meningitis penyebab penyakit katarak penyebab penyakit meningitis penyebab radang tenggorokan penyebab stroke penyebaran penyakit penyumbatan peradangan organ hati perawatan perokok perokok aktif perokok pasif PJB plak aterosklerotik plasmodium pneumonia prapubertas prevalensi pria program see and treat propgesteron Propolis protein protozoa radang amandel radang paru radang paru paru radang tenggorokan radang usus radang usus besar rahim rematik resiko kematian resistensi retrograde amnesia RHD rhinitis alergika rifampisin riwayat penyakit rokok rontgen dada Ruam shingles rubella sakit sakit jantung sakit kepala sakit perut sakit telinga sakit tenggorokan Salmonella enterica salmonella typhi SCM sehat tanpa merokok seks sehat seksual sel kanker sembelit serangan asma serangan asthma serangan epilepsi serangan jantung serangan migren serangan stroke sesak nafas shingles simpton Sindrom Weil Sindroma paraneoplastic sinusitis sinusitis akut sinusitis etmoidalis sinusitis frontalis sinusitis kronis sinusitis maksilaris Sinusitis sfenoidalis sionatik sir charless bell sistem informasi Sistem Pakar SOAP sore throat Stadium penyakit ginjal stress stroke stroke hemoragic stroke iskemic suami istri sumsum tulang susah hamil talasemia tanda sakit TB TB hati TB Paru TB paru-paru TB pascaprimer TB primer TB usus TBC tekanan bola mata tekanan darah tinggi tekanan darah tinggi Posted in: Info Kesehatan tembakau terinfeksi HIV tes estrogen Tes HIV tes mantoux testosteron thalassemia a thalassemia � The Negative Group TIA tinja berdarah toksoplasma tonsilitis tonsillitis TORCH Tuberculosis tukak lambung tulang belakang tumor tumor jinak tumor kanker ulcer UML Unified Modeling Language urolagi urology uterus Vaksin BCG Vaksin Hepatitis A vaksin meningitis Vaksinasi Hepatitis A Value Chain viral hepatitis asymtomatic hepatitis virus virus AIDS virus flu babi virus herpes simpleks virus varicella-zoster wabah wabah penyakit Posted in: Info Kesehatan wanita wasir water borne disease Web Service Windows XDR zoonosis

Contact Form

Send